Cianjurpos.com, Cianjur —- Penertiban dan penanganan keberadaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih terus diupayakan Pelaksana teknis Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cianjur dan Satpol-PP Kabupaten Cianjur.
Hal itu dikarenakan masih ditemukannya gelandangan dan pengemis (Gepeng) dan anak jalanan (Ajal) di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Asep Suparman, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cianjur, pun memberikan konfirmasinya bahwa pihaknya tidak berdiam diri dalam penanganan fenomena sosial tersebut. Penangannya pun dilakukan bersama perangkat daerah lain, utamanya dengan Satpol PP.
“Seperti belum lama ini kami bersama Satpol PP sudah melaksanakan razia. Ada sekitar 15 orang, terutama gepeng,” ungkap Asep, Rabu (19/10/2022).
Menurut Asep, mereka yang terjaring razia akan dilakukan pendataan (assessment), kemudian selanjutnya beberapa diantaranya akan dikembalikan ke keluarganya.
“Memang mereka yang terjaring razia, kami kirimkan ke panti rehabilitasi sosial. Tapi kalau ada keluarganya yang keberatan, kami tidak akan mengirimnya ke panti rehabilitasi sosial,” terang Asep.
Sebagaimana yang diakui Asep, peniadaan para PMKS; yaitu gepeng dan ajal memang cukup sulit. Walaupun sudah ada penertiban, selang berapa lama mereka lag-lagi kembali muncul.
“Sebaiknya sih jangan memberi. Karena itu sebagai kuncinya. Kalau di jalanan tidak ada yang memberi, secara otomatis kami yakin mereka juga tidak akan berkeliaran di jalan,” tandasnya.
Menurutnya, Pemkab Cianjur pun sudah memasang plang informasi di beberapa lokasi ruang publik agar tak memberikan apapun kepada gepeng atau anjal. Namun plang itu hanya sebatas informasi. Namun pada kenyataan di lapangan masih banyak berkeliaran gepeng dan anjal.
“Memang ini menjadi sulit kalau masih ada masyarakat yang memberikan mereka uang. Pasti mereka (gepeng) akan terus bermunculan,” ujarnya.
Asep menuturkan para PMKS ada yang tercatat sebagai warga Kabupaten Cianjur, tapi ada juga dari luar daerah. Seperti halnya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), rata-rata merupakan warga luar daerah.
“Biasanya kalau kami menemukan ODGJ, langsung di-posting di media sosial. Nah itu biasanya ada keluarganya yang kemudian datang menjemput ke Dinas Sosial. Tapi ada juga yang tidak diketahui identitas maupun asalnya,” imbuhnya.
Peranan Dinsos sendiri, lanjut Asep memiliki semacam tim khusus penanganan PMKS. Termasuk di antaranya anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang tugasnya tidak hanya menangani bencana alam saja, tapi dengan bencana sosial.
“Mereka (Tagana) sudah dibekali juga dengan cara penanganan PMKS, terutama untuk ODGJ. Mereka setiap hari ada piket, 2-5 orang,” pungkasnya.