cianjurpos.com — Dahulu kala di sebuah kawasan di Kabupaten Cianjur Jawa barat, yaitu Kampung Pamoyanan sempat diduduki oleh pasukan dari Banten. Dan di kawasan itu pula dimana Sungai Cianjur mengalir, konon, menjadi tempat habitat badak putih (ceratotherium simum). Adalah spesies badak yang keberadaannya kini hanya bisa dihitung jari.
Baik di Kabupaten Cianjur bahkan di Indonesia sendiri, dilaporkan spesies badak putih ini sudah dinyatakan punah. Tak ada yang hidup satupun.
Meletusnya gunung Gede Cianjur pada tanggal 14 November 1840, menurut para budayawan Cianjur, itu menjadi salah satu alasan dari cikal bakal kepunahan Badak Putih di Cianjur.
Belum genap sebulan, letusan gunung Gede Cianjur kembali muntah dengan dahsyat, tepatnya pada 1 Desember. Sehingga langit di kawasan Cianjur ditutupi penuh dengan letusan susulan itu.
Pada akhirnya tidak hanya warga dan masyarakat Kabupaten Cianjur saja yang menjadi korban, banyak juga hewan-hewan tewas akibat letusan gunung Gede Cianjur tersebut, termasuk badak putih sebagai hewan langka dari Cianjur.
Toponimi Pamoyanan Cianjur
Dalam sejarahnya mengenai badak putih ini, kita bisa merujuk langsung pada Kampung Pamoyanan. Secara toponimi atau makna penamaan suatu tempat, kata ‘Pamoyanan’ itu berarti tempat untuk berjemur.
Dikarenakan kebiasaan badak yang suka berjemur setelah mandi lumpur, kemungkinan besar sepertinya tempat berjemur si badak putih itu tepat berada di Kampung Pamoyanan itu.
Tjutju Soendoesijah (65), pernah mendengar dari kakek buyutnya bahwa sumur kecil depan Gedung Pagadean Cianjur itu konon bekas tempat mahluk putih ini minum dan berkubang.
“Dari hutan-hutan sekitar Pamoyanan, konon dulu badak-badak itu tiap pagi sering beriringan turun ke arah Pagadean,” ujar perempuan yang menghabiskan seumur hidupnya di Cianjur itu. Sejauh mana kebenaran soal itu? Hanya Tuhan dan para Badak Putih saja yang tahu.
Di Jalan Slamet Riyadi yang juga masih masuk kawasan Kampung Pamoyanan, ada sebuah tempat bernama Stadion Badak Putih. Lapangan sepakbola terbesar di Cianjur itu, dulu merupakan hutan belukar yang dihuni oleh ribuan badak putih.
Begitu populisnya para badak putih ini, hingga orang-orang Cianjur selalu menghubungkan mereka dengan dunia mistis. Mereka percaya, badak putih itu bukan sekadar mahluk biasa. Mereka adalah salah satu “penunggu” Cianjur.
“Kalau malam Jumat, saya sering melihat mereka berkeliaran di kawasan sekitar stadion,” kata Eli, salah seorang penjaga Stadion Badak Putih.