CIANJURPOS.COM, Cianjur Jawa barat — Sekretaris Disdukcapil Kabupaten Cianjur Popon Ajizah, mengatakan penduduk dengan usia 75 tahun-119 tahun mencapai 16.754 jiwa. Khusus untuk penduduk usia 100 tahun hingga 119 tahun, jumlahnya sebanyak 183 orang.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cianjur mencatat ada 16 ribu warga Kota Santri berusia 75 tahun ke atas, bahkan 183 diantaranya berusia lebih dari 100 tahun. Namun angka harapan hidup Cianjur ternyata hanya 70,13 tahun atau kedua paling rendah di Jawa Barat.
Sekretaris Disdukcapil Kabupaten Cianjur Popon Ajizah, mengatakan penduduk dengan usia 75 tahun-119 tahun mencapai 16.754 jiwa. Khusus untuk penduduk usia 100 tahun hingga 119 tahun, jumlahnya sebanyak 183 orang.
“Itu data agregat pada semester 2 tahun 2021. Kita belum bisa memastikan jika penduduknya masih hidup atau sudah meninggal, kerena banyak masyarakat yang tidak melaporkan jika keluarganya meninggal. Tapi kemungkinan besar masih hidup, karena data kependudukannya aktif,” kata dia, Sabtu (1/10/2022).
Meski berdasarkan catatan Disdukcapil belasan ribu jiwa di Cianjur berusia di atas 75 tahun, tetapi ternyata angka harapan hidup warga Cianjur hanya 70.13 tahun.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Yusman Faisal, mengatakan angka harapan hidup warga Cianjur masih lebih rendah dari 25 kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat. Bahkan masih rendah dari rata-rata angka harapan hidup nasional yang berada di angka 76 tahun.
Berdasarkan data dari situs opendata.jabarprov.go.id, angka harapan hidup Cianjur berada di posisi 26 atau kedua terendah. Cianjur berada di atas Kabupaten Tasikmalaya yang angka harapan hidupnya 69,47 tahun.
“Angka harapan hidup Cianjur di agka 70,13 tahun. Jadi meskipun banyak yang usianya lanjut tapi angka kematian ibu dan bayi atau usia di bawahnya juga tinggi. Selain itu indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) juga rendah, makanya angka harapan hidupnya juga hanya di 70 tahun,” kata dia.
Yusman mengungkapkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Cianjur masih di angka puluhan kasus, Pada tahun ini tercatat ibu meninggal mencapai 14 kasus dan angka kematian bayi mencapai 60 kasus. Sedangkan di tahun sebelumnya, kasus kematian ibu di angka 49 kasus dan kematian bayi di angka 178 kasus.
“Tahun-tahun sebelumnya lebih bayak lagi AKI dan AKB-nya. Jadi kalau dibandingkan yang usia panjang dan kematian sejak bayi dan usia balita juga tinggi. Makanya angka harapan hidupnya hanya di 70 tahun,” kata dia.
Selain itu, lanjut dia, tingginya angka perokok di CIanjur juga menjadi penyebab angka harapan hidup belum bisa naik secara signifikan.
“Perokok di Cianjur mencapai 50 persen dari jumlah penduduk. Ini sangat tinggi. Dan ini menyangkut pola hidup. Jadi bukan hanya dari pola makan dan kesehatan, pola merokok juga jadi penilaian angka harapan hidup. Jadi saya harap selain Pemkab melakukan upaya untuk menyiapkan sarana kesehatan, masyarakat juga menjaga pola hiupnya sehingga angka harapan hidup bisa naik,” pungkasnya. ***