Cianjurpos.com — Memang namanya Gunung Padang, karena situs megalitikum tersebut memang berada di ketinggian dimana disekelilingnya terdapat kebun-kebun teh menghijau bagai permadani.
Walaupun terdapat kata ‘Padang’ setelahnya bukan berarti juga terdapat padang yang luas, namun perlu diakui jika Kamu pergi ke Gunung Padang dan telah berada di atasnya, Kamu akan disuguhkan pemandangan seluas-luasnya bagaikan tengah berada di sebuah padang luas namun bukannya gersang tapi malah sebaliknya sejuk dan tenang.
Mengutip pada buku berjudul ‘Situs Gunung Padang, Misteri dan Arkeologi’ karya tangan seorang arkeolog Ali Akbar, mengungkapkan, pada tahun 2011 Situs Gunung Padang mendapat sorotan dari banyak masyarakat. Bahkan media-media massa memberitakan hasil dari tim penelitian.
Dengan kehebohan itu masyarakat Indonesia justru membicarakan dan mengasumsikan adanya ‘piramida’, ‘harta karun’ terpendam hingga sebuah ‘rongga-rongga’ yang menambah kepercayaan misterius terhadap peninggalan kuno tersebut.
Situs Megalitikum Gunung Padang berada di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, setelah ramainya dibicarakan itu pesonanya pun menarik para wisatawan lokal, luar daerah hingga internasional. Ya, Gunung Padang kini telah disorot oleh dunia.
Konon, Gunung Padang menjadi warisan zaman megalitikum terbesar di Asia dengan luas keseluruhan berdiameter 900 meter persegi sehingga jelas mengalahkan diameter luas Piramida di Mesir.
Beberpa Batu di Gunung Padang dapat menghasilkan bunyi
Salah satu keunikan dari situs yang menjadi tujuan wisata cianjur tersebut adalah beberapa bagian batunya bisa mengeluarkan bunyi-bunyian seperti alat musik, dengan ciri khas nada tertentu.
Sebagian besar bebatuan dari wilayah Gunung Padang merupakan batu dari jenis andesit basaltis dan sebagian besar berwarna abu-abu gelap.
Lebih Tua dari Piramida Giza di Mesir
Dan mengutip buku yang sama, dari hasil Laboratorium Beta Analytic di Miami, Amerika Serikat, mengungkapkan umur lapisan ruang kedalam dari Gunung Padang; di kedalaman 5-12 meter itu umurnya diperkirakan mencapai 14.500-25.000 SM.
Sehingga membuktikan, tidak hanya luas diameter saja yang mengalahkan Piramida Giza di Mesir, namun umurnya pun dapat melebihi umur dari banungun berbentuk segitiga itu. Yang diperkirakan berumur 2.500 SM.
Belakangan situs itu diidentifikasi sebagai kuil kuno dengan lima teras yang menyusunnya. Di mana pada teras atau puncak yang tertinggi dipercaya oleh warga setempat sebagai tempat untuk bersemedi atau mendalami ilmu pada masa lampau.
Di tahun 2012 pernah dilakukan sebuah penelitian mandiri oleh tim dari Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 2 tahun hingga tahun 2014.
Dari penelitian yang kini dihentikan itu, diketahui jika radar satelit menangkap sesuatu yang dianggap penghantar listrik dari bebatuan di situs Gunung Padang.
Selain itu timnya juga menemukan chamber atau bilik, cawan raksasa, sungai dan mata air, kubah, menara dan aquifer serta transmitter di lokasi tersebut.
Penemuan tersebut sebagai penanda bahwa di lokasi itu pernah ditemukan peradaban yang canggih di masa batu besar.
Misteri yang belum selesai
Tak hanya menawarkan eksotisme pemandangan serta susunan bebatuan yang luar biasa, Gunung Padang pun disebutkan jika dibalik pesonanya terdapat berbagai kisah yang menyelimutinya.
Menurut sang juru kunci, situs tersebut merupakan tempat berbagai ilmu. Mulai dari ilmu sejarah, arkeologi, antropologi, sosiologi hingga geologi.
Di dekat pintu masuk pun terdapat sebuah sumur bernama Sumur Kahuripan. Kisah yang masih dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini adalah keberadaan airnya yang tidak pernah surut walau dalam kondisi musim kemarau
Selain itu, disinyalir jika Gunung Padang jika digali lebih dalam lagi masih akan membentuk struktur yang mirip piramid.
Lokasi Situ Megalitikum Gunung Padang
Berlokasi di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Untuk menuju situs Gunung Padang dapat menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam atau sekitar 45 km dari pusat kota Cianjur. Jika wisatawan dari arah Jakarta perjalanan dapat dilalui dengan jarak 165 km dan dari Bandung sekitar 110 km.
Perjalanan menuju ke Situs Gunung Padang dianggap curam mengingat menuju lokasi akan ditemui jalur yang naik turun, termasuk pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga menuju puncak dari gunung yang dipenuhi oleh susunan batu itu.