Cianjurpos.com, Cianjur — Dalam rangka merayakan hari batik nasional pada tanggal 2 Oktober kemarin, Kabupaten Cianjur merilis batik Cianjur khas daerahnya sendiri.
Batik Cianjur menargetkan tidak hanya bersaing dengan batik daerah lainya tapi juga dapat merambah sekalian pasar mancanegara.
Luki Muharam, Sejarawan Cianjur, memberikan padangannya terkait batik Cianjur yang sebetulnya sudah ada sejak tahun 1920. Sayangnya penggunaannya terbatas, karena hanya dikenakan oleh kalangan pejabat dan tokoh penting di Cianjur.
“Sama seperti batik di daerah lainnya, penggunannya itu terbatas tidak bisa semua pakai. Makanya banyak yang kurang tahu Cianjur punya batik khasnya sendiri, bahkan keberadaannya terus redup seiring waktu,” ungkap Luki Muharam, Minggu (2/10/2022).
Gairah batik Cianjur mulai nampak di milenium awal, tahun 2000-an. Dan motif pertama yang diperkanalkan adalah motif beasan atau batik bermotif beras sebagai ciri khas dari batik Cianjuran, mengingat beras Pandan Wangi menjadi beras andalan kota berjuluk kota santri itu.
Pada tahun 2009 batik motif beasan ini didaftarkan ke HAKI, bukan untuk keuntungan pribadi melainkan sebagai hak izin penggunaan seluas-luasnya untuk pemerintah di Cianjur.bervariasi, tidak hanya satu warna melainkan bisa dengan beberapa kombinasi warna sekaligus.
Ahmad Fikri, Salah Seorang Perajin Batik Cianjuran, menuturkan jika batik Cianjuran telah berkembang tidak hanya motif beasan saja, beberapa diantaranya seperti motif ayam pelung, gunung padang, lampu gentur, kecapi suling dan motif-motif lainnya.
“Motifnya sudah banyak, tapi tetap tidak lepas dari segala hal yang menjadi keunggulan Cianjur. Utamanya menggambarkan motif tiga pilar budaya, ngaos mamaos dan maenpo. Kemudian motif produk khas hingga ada juga batik dengan motif bebatuan Situs Megalitikum Gunung Padang,” ungkap sang pengrajin.
Ahmad Fikri juga menambahkan dengan adanya kunjungan para tokoh Cianjur ke luar negeri, kini batik Cianjuran bisa merambah pasar Internasional.
“Pemasarannya sudah mulai bagus, untuk lokalan sudah banyak yang pesan, termasuk dari luar daerah. Ada juga yang dipasarkan ke luar negeri, tapi itu juga melalui relasi tokoh yang memang ada kegiatan di luar negeri. Kalau promosi dari pemerintah daerah masih minim,” ungkapnya.
Walaupun demikian Ahmad Fikri juga berharap, baik pemerintah daerah maupun pusat memiliki andil dan peran dalam mengembangkan serta mempromosikan batik khas Cianjuran.
Perhatian seperti memberikan pelatihan kepada masyarakat agar semakin banyak pengrajinnya bahkan kalau perlu adanya event khusus untuk pagelaran batik Cianjur secara khusus.
“Selama ini pelatihan hanya untuk perajin, sebaiknya masyarakat umum yang diberi pelatihan agar perajin semakin banyak. Jadi produksi meningkat dan pemasaran juga bisa melibatkan banyak pihak,” tuturnya.
“Selain itu perlu juga promosi yang lebih lagi. Kemarin sudah bagus ada event peragaan busana di pendopo, tapi yang kami harap juga membuat event atau mengikuti event serupa di luar daerah atau di luar negeri, Jadi bisa lebih dikenal batik Cianjur ini, karena kalau dari motif kita tidak kalah dengan batik daerah lain,” ujar dia menambahkan.
Herman Suherman, Bupati Cianjur, mengakui keberagaman motif dari batik Cianjuran, bahkan menurutnya model dan desain yang dimilkki batik Cianjur kini dikreasikan lebih modern dan fashionable.
“Batik Cianjur bisa dikreasikan dengan berbagai model yang modern. Jadi bisa dipakai dalam kegiatan apapun,” ungkap dia.
Menurutnya batik Cianjuran rencananya juga dipertunjukan dalam festival busana di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.
“Kita akan berusaha agar batik Cianjur ini bisa terpromosikan dan diminati. Dengan begitu, perajin batik Cianjuran bisa bangkit dan mampu bersaing. Momen hari batik nasional ini juga diharapkan jadi pengingat agar batik Cianjur terus berkembang,” pungkasnya.