CIANJURPOS.COM, Cianjur Jawa barat — Anggaran dana sebesar Rp 8 miliar akan dialokasikan langsung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) khusus bagi warga yang terdampak penyesuaian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Perlu diketahui bahwa anggaran tersebut diambil dari dana alokasi umum (DAU) ditambah dari dana bagi hasil (DBH) pada APBD Perubahan Cianjur 2022.
Ahmad Danial, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Cianjur, memberikan penjelasan terkait realisasi anggaran dana tersebut dan menurutnya setelah APBD Perubahan 2022 ditetapkan di bulan Oktober 2022 nanti, dana itu akan dibagikan.
Dilansir Cianjurpos.com via JPNN.com, supaya jelas pelaksanaannya dan juga agar tersalurkan kepada yang berhak maka pihaknya akan melakukan verifikasi data penerima BLT ke dinas terkait.
“Kami akan melaporkan ke provinsi setelah Rencana Anggaran Biaya Pendapatan Daerah (RAPBD) disetujui. Sehingga hasil evaluasi dari propinsi tuntas akan langsung disalurkan ke warga yang terdampak penyesuaian harga BBM,” kata Danial di Cianjur, Sabtu (17/9).
Menyesuaikan dengan peraturan Kementerian Keuangan dimana, menurut Danial sendiri, anggaran ini dialokasikan sebagaimana mestinya sebagai bantuan bagi warga terdampak penyesuaian kenaikan harga BBM.
Guna menciptakan lapangan kerja padat karya melalui subsidi BBM, beberapa diantara penerima yang dipastikan mendpat bantuan itu seperti tukang ojek, sopir angkot dan juga nelayan.
“Kami berharap evaluasi di provinsi tidak lama, sehingga penyaluran bantuan sosial terkait penyesuaian harga BBM dapat segera disalurkan agar dapat meringankan beban warga. Hitungan per orang nantinya akan mendapat Rp 600 ribu,” katanya.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, untuk bantuan langsung tunai untuk warga terdampak penyesuaian harga BBM telah dilakukan sejak satu bulan yang lalu.
Namun, untuk bulan Oktober, pihaknya masih menyesuaikan data penerima baru yang tidak mendapat bantuan yang sama dari pemerintah kabupaten atau pusat.
“Bulan ini jumlah penerima sebanyak 56 ribu orang dari berbagai kalangan seperti tukang ojek, sopir angkutan, nelayan dan pelaku pariwisata. Bulan depan jumlahnya masih diverifikasi dengan jumlah dua kali lipat dari penerima sebelumnya, mereka akan mendapat bantuan Rp 600 ribu per orang,” katanya.