Cianjurpos.com, Cianjur — Seorang anak dari Kabupaten Cianjur diduga terkena gagal ginjal akut misterius dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit.
Frida Laila Yahya, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, mengiyakan akan adanya kasus menyangkut seorang anak yang diduga terkena gagal ginjal aku miterius dan kini sedang ditangani di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
“Ada 1 orang. Sudah dirujuk ke RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin),” terang Frida pada Rabu, 19 oktober 2022.
Menurut keterangan Frida, anak yang mengalami gagal ginjal akut misterius itu baru berusia 1 tahun. Gangguan saat buang air kecil, demam, dan diare disertai muntah-muntah menjadi beberapa diantara gejalanya.
“Selama empat hari tidak bisa kencing. Kemudian dua minggu demam hilang-timbul. Kadang mengalami kejang serta diare dan muntah selama 3 hari pada dua pekan sebelum dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Di lain pihak, Yusman Faisal selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, mengungkapkan jika gagal ginjal akut sebetulnya sudah ada sejak dahulu. Hal itu diketahui dengan beberapa gejala yang mirip seperti gejala gagal ginjal aku yang kini sedang ditangani.
“Namanya syndrome nephrotic. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada wajah serta gangguan buang air kecil. Dulu tidak diketahui penyebabnya,” terang Yusman.
Yang berbeda kali ini adalah temuannya yang lebih spesifik dan bersifat populasi dengan jumlah pengidap banyak dan berkelompok.
Yusman meyakini dan mengetahui betul akan gejala-gejala penyakit ini karena pengalamannya dulu saat menjadi kepala puskesmas dan sering mendapati pasien dengan gejala yang serupa.
“Saya tidak bisa mengatakan ini juga ada kaitannya dengan pemberian obat sirup. Sebab, sejauh ini yang saya tahu di Indonesia masih aman, tidak seperti di India,” tegasnya.
Atas pengalamannya itu Yusman pun mengimbau kepada orang tua supaya memeriksakan anak-anaknya secara medis saat si anak mengeluh sakit. Dan jangan sampai memberikan obat diluar resep dokter karena dikhawatirkan dosisnya tidak sesuai, tambah Yusman.
“Kalau dokter kan selalu menghitung dosis obat itu di antaranya berdasarkan berat badan anak. Saya sarankan kalau mengalami sakit, mending langsung dibawa ke dokter,” pungkasnya.