CIANJURPOS.COM | Cianjur – Jumlah gelandangan, pengemis, anak jalanan dan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di kabupaten Cianjur, akhir-akhir ini terlihat semakin bertambah dan menjamur .
Mereka berkeliaran di sudut-sudut kota Cianjur, bahkan kalo malam mereka tidur di sembarangan tempat ada yang di trotoar, emperan toko hingga selter pemberhentian angkutan umum.
Namun ada pemandangan menarik sekaligus ironis. Betapa tidak ada satu anggota keluarga gelandangan terdiri dari pasutri dengan dua anaknya yang masih kecil 1 tahun dan 3 tahun.
Keluarga gelandangan tersebut tidur di trotoar 5 meter dari pintu masuk kantor Setda Cianjur yang juga ada Pendopo Kabupaten Cianjur, kantor Bupati dan Wakil Bupati. Mereka terlihat hampir setiap malam tidur ditempat tersebut hanya beralaskan kardus bekas.
Kalau menjelang subuh disebelah trotoar yang dipakai tempat tidur keluarga gelandangan tersebut berjejer mobil-mobil pejabat Pemda Cianjur terparkir untuk sholat berjamaah di Masjid Agung. Entah tidak terlihat atau tidak peduli dengan kondisi keluarga gelandangan yang tidur pulas diatas trotoar.
Padahal ada roda yang penuh berisi dus dan plastik hasil mulung. Kejadian tersebut sudah berlangsung lama dan tidak ada pejabat satupun yang mempunynai rasa empati atau peduli dengan keluarga tersebut.
Sementara itu Asep Suparman Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, mengakui maraknya Gepeng, Anjal dan ODGJ di Kota Cianjur. Pihaknya sudah berusaha melakukan razia bekerjasama dengan Satpol PP.
Namun seolah main kucing-kucingan dengan petugas. Mereka seolah sudah tahu kalau mau ada razia, mengetahui ada razia mereka pada kabur dan keesokannya baru kembali. Selain itu juga plang pengumuman dipasang dilarang mengamen dan meminta
“Kami sudah sering melakukan razia. Namun ada yang tertangkap tapi banyak juga yang lolos seolah mengetahui kegiatan petugas. Kami juga measang plang di setiap lampu merah, melarang mengamen dan minta-minta. Tapi kami juga tolong dibantu, agar pengguna jalan tidak memberi uang kepada mereka yang minta-minta atau pengamen,” ujar Asep saat ditemui di kantornya, Senin 10 Oktober 2022.
Namun Asep belum mengetahui keberadaan keluarga yang sering tidur dipintu masuk kantor Setda. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP memantau keberadaan keluarga tersebut.
“Kalau memang masih ada dan tidur ditrotoar akan kita amankan. Kita cari solusinya yang terbaik buat keluarga tersebut. Sebenarnya kami juga sudah menyediakan rumah singgah namun hanya untuk sementara tidak bisa terus menerus tinggal disitu,” pungkas Asep. ***